Langsung ke konten utama

ASIAN GAMES: Taekwondo Kembali Gagal di Ajang Multi Ivent

Harapan Indonesia untuk meraih medali emas di cabang olahraga Taekwondo pupus sudah. Hingga hari terakhir pertandingan cabor Taekwondo yang berlangsung di Ganghwa Dolmens Gymnasium, dari empat atlet masing-masing Aghniny Haque di kelas 46 kg, Mariska Halinda di kelas 57 kg, Aggie Seftyan Prasbowo di kelas 54 kg, dan Ong Stevanus di kelas 58 kg tak mampu meraih satupun medali.
Alih-alih memberikan kejutan seperti yang dijanjikan sebelumnya, tim yang telah melakukan pemusatan latihan nasional di Korea selama tiga bulan tersebut ternyata masih jauh dari harapan. Ong stevanus dkk harus kembali pulang ke tanah air dengan tangan hampa. Seakan membuka kembali memori kegagalan di SEA Games Myanmar 2013.

Pembuktian yang Gagal

Tim Taekwondo Indonesia dibawah binaan PBTI sebenarnya memiliki misi di Incheon untuk setidaknya membalas kegagalan di SEA Games 2013 yang lalu. SEA Games 2013 Taekwondo Indonesia gagal total dalam mempertahankan tradisi medali emas. Hal tersebut membuat segenap pecinta Taekwondo kecewa dan sarat akan kritikan. Untuk memberikan yang terbaik di ajang Asian Games, pelatnas pun dilakukan di Korea Selatan. Janji untuk memberikan kejutan terlontar dari pihak PBTI. Namun sayang kejutan itu tak kunjung datang hingga pertandingan usai. Mariska Halinda gagal menyumbang medali setelah dikalahkan oleh atlet asal Iran Samaneh Sheshpari di babak 32 besar dengan skor 6-12. Kemudian di quarter final Indonesia sebenarnya masih menyimpan harapan pada Aghniny Haque. Dengan skor tipis hanya 1-4 Aghniny ternyata harus mengakui kekalahannya atas kontingen tuan rumah Sohui Kim.
Kemudian di kategori putra, Aggie yang berlaga di kelas -54 kg putra, langsung tumbang di laga awal babak 32 besar di tangan taekwondoin Thailand Ramnarong Sawekwiharee. Aggie kalah telak 8-15. Nasib taekwondoin Ong Stevanus yang berlaga di kelas -58 kg, lebih baik dibanding Aggie. Ong mampu melangkah hingga ke babak perempat final, setelah memetik dua kemenangan, namun gagal melangkah ke semifinal.

Dengan begitu, taekwondo menjadi salah satu cabor yang gagal memenuhi target. Sebelumnya, cabor beladiri ini mematok 1 emas.

Postingan populer dari blog ini

Pembagian Kelas Menurut Timbangan (WTF)

Ini adalah pembagian Kelas menurut standar Word Taekwondo Federation (WTF): KATEGORI SENIOR PUTRA               KATEGORI SENIOR PUTRI Fin= Kurang dari 54 Kg                         Fin= Kurang dari 47 Kg Fly= 54 Kg – 58 Kg                              Fly= 47 Kg – 51 Kg Bantam= 58 Kg – 62 Kg                       Bantam= 51 Kg – 55 Kg Feather= 62 Kg – 67 Kg                       Feather= 55 Kg – 59 Kg

Tingkatan Sabuk Taekwondo

Putih  melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan. Sebelum naik sabuk kuning biasanya naik ke sabuk putih strip hijau terlebih dulu (mempelajari jurus dasar 1). K uning  melambangkan bumi, disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.? (mempelajari Jurus dasar 3). Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu. Hijau  melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.

Program Latihan Fisik Sederhana

Dalam pertandingan Taekwondo, penentu kemenangan ditentukan oleh 3 aspek penting yakni Teknik, Mental, dan Fisik. Percuma teknik dan mental bagus, tapi fisiknya kurang. Banyak yang disebut atlet babak penyisihan. Mental dan Teknik mengantarkan dia menyodok di babak penyisihan. Karena fisik jelek, akhirnya dia loyo saat maju ke partai berikutnya. Masih untung gak di knock out.